Saturday, March 24, 2012

Pengertian Persepsi Sosial


1.Pengertian Persepsi Sosial
Persepsi merupakan suatu proses yangdidahului oleh pengindraan. Pengindraan adalah merupakan suatu prosesditerimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra.Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulustersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, danproses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidakdapat lepas dari proses pengindraan, dan proses pengindraan merupakan prosesyang mendahului terjadinya persepsi. Proses pengindraan terjadi setiap saat,yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alatindra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya(Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957).
Stimulus yang mengenai individu itukemudian di organisasikan, diinterpretasikan, sehingga individu menyadaritentang apa yang di indranya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi.Jadi stimulus diterima alat indra, kemudian melalui proses persepsi sesuatuyang diindra tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dandiinterpretasikan (Davidoff, 1981). Disamping itu menurut Maskowitz dan Orgel(1969) persepsi itu merupakan proses yang intergrateddari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapatdikemukakan bahwa persepsi itu merupakanproses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterimaoleh organism atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, danmerupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu. Karena merupakanaktifitas yang integrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalamdiri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu.

Dengan persepsi individu dapatmenyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya,dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan (Davidoff, 1981).Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat datingdari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yangbersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi,inilah yang disebut persepsi diri (self-perception).Karena dalam persepsi itu merupakan aktifitas yang intergrated, maka seluruhapa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuanberfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individuakan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut,dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapikarna pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama, kerangka acuantidak sama, ada kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individuyang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itumemang bersifat individual (Davidoff, 1981).
Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalahpenilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Tentusaja sangat penting, namun bukan tugas yang mudah bagi setiap orang. Tinggi,berat, bentuk tubuh, warna kulit, warna rambut, dan warna lensa mata, adalahbeberapa hal yang mempengaruhi persepsi sosial. Contohnya di Amerika Serikat,wanita berambut pirang dinilai sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan.

               Brems& Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memilikibeberapa elemen, yaitu:
a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkanpengalaman orang untuk meniiai sesuatu.
c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain.Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu:
1.) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpabanyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepatberdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
2.) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks,orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisissecara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulanbahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadapsuatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputikeberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadapobjek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari,dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurangsempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol,1994).
Dalam usaha menginterpretasioranglain sering digunakan dimensi-dimensi tertentu. Wrightman (1981)mengemukakan ada 6 dimensi pokok, yaitu:
1.     Dapat dipercaya – tidak dapat dipercaya
2.     Rasional – tidak rasional
3.     Altruis – orientasi diri (selfness)
4.     Independen – conform dengan kelompok
5.     Variatif – kesamaan
6.     Kompleksitas – kesederhanaan
Melalui perkembangan dan pengalaman,orang membangun konsep kepribadian implicit (implicit personality theory),yaitu asumsi-asumsi adanya sifat-sifat tertentu yang berkorelasi dengan sifatlain. Orang yang memiliki kecenderungan demikian disebut psikolog naïf.
Pembentukan Kesan / Persepsi
Pengetahuan tentang orang-orangtertentu dan kaitannya dengan atribut tertentu sering diistilahkan sebagaiprototype. Hasil prototype memunculkan adanya stereotype, yaitu pemberianatribut tertentu pada sekelompok orang tertentu. Contoh: orang Indonesia ramah,orang Amerika individualistis.
Dalam pembentukan kesan, stereotypesulit diabaikan begitu saja. Stereotype akan membatasi persepsi dan komunikasi,stereotype juga bisa dimanfaatkan untuk membina hubungan yang lebih lanjut.Pada konsep kepribadian implicit, stereotype juga akan memunculkan illusorycorrelation, yaitu mengaitkan secara berlebihan antara satu karakteristikdengan karakteristik yang lain secara general.


Kategori Sosial
Dalam pembentukan kesan terhadaporanglain, ada kecenderungan untuk secepatnya mengkategorika orang tersebut kedalam suatu cirri tertentu. Penilaian yang cepat ini (snap jugdment) memilikiarti penting dalam proses pembentukan kesan selanjutnya. Contoh yang seringditemu adalah munculnya halo efek. Yang disebut gejala self-fulfillingprophecy adalah pembuatan kategorisasi tertentu dengan diwarnai harapanberdasarkan asumsi penilai.

  1. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh pada Persepsi
  2. Kesan yang terbentuk dalam pikiran seseorang di saat pertama kali berjumpa dengan orang lain ditentukan oleh berbagai hal, yaitu :
    1. Ciri ciri penampilan fisik ( fisikal attractiveness ) meliputi :
                                         i.   Penampilan fisik akan menentukanbagaimana persepsi kita terhadap orang lain. Penampilan fisik ini berakar pada:
1.   Wajah (menarik / tdk menarik)
2.   Bgm cara berpakaian, bahan, model,cara memakainya
3.   Postur tubuh, make up, potongan gayarambut
4.   Assesories yang dikenakan
    1. Ciri ciri sosial demografik (social demographic characteristic ) meliputi :
                                         i.   Jenis Kelamin : umumnya perempuandinilai lebih rendah kemampuannya dibanding laki-laki dalam pekerjaan tertentu.(lihat penelitian Goldberg 1968).
                                       ii.   Suku / Ras / Etnis : Suatu hari kitadiminta unt bertemu dengan orang yang bernama Situmorang yang berasal dariBatak karo, dan pada hari lain kita diminta bertemu dengan Widodo Rahardjo yangberasal dari Solo Jawa tengah. Biasanya sebelum kita bertemu kita membayangkanseperti apa sifat/karakter rang yang akan kita jumpai. Dalam persepsi kita adaperbedaan sifat antra orang yang berbeda suku.
                                      iii.   Status Sosial Ekonomi meliputi :Social economic performance (penampilan berdasar persepsi status sosial ekonomi)sering menjebak penilaian terhadap orang lain). Social economic performance inibiasanya dilihat/dinilai dari penampilan luaran. Mis, tongkrongannya, stylepergaulannya, fashion, assesories, pekerjaan dll.
    1. Komunikasi non verbal ( non communication verbal skill management ) : Kesan terhadap orang lain ikut ditentukan oleh komunikasi non verbal seperti :
                                         i.   Ekpresi wajah (wajah adalah ekpresikejiwaan)
                                       ii.   Gerakan tubuh/tangan/ gerak mata
                                      iii.   Intonasi suara
                                      iv.   Kontak pandangan mata
Dari komunikasi non verbal kita bisamenarik kesan tentang kondisi emosi, watak kepribadian dan kejujuran seseorang
Didepan telah dipaparkan bahwa apayang ada dalam diri individu akan dipengaruhi dalam individu mengadakanpersepsi, ini merupakan faktor internal. Di samping itu masih ada faktor lainyang dapat mempengaruhi dalam proses persepsi, yaitu faktor stimulus itusendiri dan faktor lingkungan dimana persepsi itu berlangsung, dan inimerupakan faktor eksternal. Stimulus dan lingkungan sebagai faktor eksternaldan individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individumengadakan persepsi.
Agar stimulus dapat dipersepsi, makastimulus harus cukup kuat, stimulus harus melampaui ambang stimulus, yaitukekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat menimbulkan kesadaran, sudahdapat dipersepsi oleh individu. Kejelasan stimulus  akan banyak berpengaruh dalam persepsi.Stimulus yang kurang jelas, stimulus yang berwayuh arti, akan berpengaruh dalamketepatan persepsi. Bila stimulus itu berwujud benda-benda bukan manusia, makaketepatan persepsi lebih terletak pada individu yang mengadakan persepsi, karnabenda-benda yang di persepsi tersebut akan berbeda bila yang dipersepsikan itumanusia.
Mengenai keadaan individu yang dapatmempengaruhi hasil persepsi dating dari dua sumber, yaitu yang berhubungandengan segi kejasmanian, dan yang berhubungan dengan segi psikologis. Bilasystem fisiologisnya terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam persepsiseseorang. Sedangkan segi psikologis seperti telah dipaparkan di depan, yaituantara lain mengenai pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan,motivasi akan berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi.
Sedangkan linkungan atau situasikhususnya yang melatar belakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi,lebih-lebih bila objek persepsi adalah manusia. Objek dan lingkungan yangmelatarbelakangi objek merupakan kebulatan atau kesatuan yang sulit dipisahkan.Objek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda, dapat menghasilkan persepsiyang berbeda.
  1. Persepsi Sosial
Telah dipaparkan didepan berkaitandengan persepsi objek yang dipersepsi dapat berada diluar individu yangmempersepsi, tetapi juga dapat berada di dalam diri orang yang mempersepsi.Dalam mempersepsi diri sendiri orang akan dapat melihat bagaimana keadaan dirinyasendiri, orang akan dapat mengerti bagaimana keadaan dirinya sendiri, orangdapat mengevaluasi tentang dirinya sendiri.
Bila objek persepsi terletak diluarorang yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat bermacam-macam, yaitu dapatberwujud benda-benda, situasi, dan juga dapat berwujud manusia. Bila objekpersepsi berwujud benda-benda disebut persepsi benda (things perception) atau juga disebut non-social perception, sedangkan bila objek persepsi berwujudmanusia atau orang disebut persepsi sosial atau social perception (Heider. 1958). Namun disamping istilah-istilahtersebut khususnya mengenai istilah socialperception masih terdapat istilah-istlah lain yang digunakan. Yaitupersepsi orang atau person perception (Secord dan Backman.1964), juga istilah person cognitionI atau interpersonal perception. Yang kurangdapat mendukung istilah social perceptiondalam pengertian person perceptionmemberikan alasan bahwa karena persepsi sosial menyangkut persepsi yangberkaitan dengan variable-variabel social, sehingga ini memberikan pengertianyang lebih luas dari pada pengertian personperception (Tagiure dalam lindzey dan aronsome 1975).
Dalam individu mempersepsikanbenda-benda mati bila dibandingkan dengan mempersepsikan manusia, terdapatsegi-segi persamaan disamping segi-segi perbedaan adanya persamaan bila dilihatbahwa manusia atau orang itu dipandang sebagai benda fisik seperti benda-bendafisik lainnya yang terikat pada waktu dan tempat, pada dasarnya tidak berbeda.Namun karena manusia bukan semata-mata bukan hanya benda fisik melulu, tetapimempunyai kemampuan-kemampuan yang tidak dipunyai oleh benda fisik lainnya,maka hal ini akan membawa perbedaan antara persepsi benda-benda denganmempersepsi manusia (Morgan, dkk. 1984).
Mempersepsi seseorang, individu yangdipersepsi itu mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan, harapan walaupunkadarnya berbeda seperti halnya pada individu yang mempersepsi. Orang yangdipersepsi dapat berbuat sesuatu terhadap orang yang mempersepsi, sehinggakadang-kadang atau justru sering hasil persepsi tidak sesuai dengan keadaansebenarnya. Orang yang dipersepsi dapat menjadi teman, namun sebaliknya jugadapat menjadi lawan dari individu yang yang mempersepsi. Hal tersebut tidakakan dijumpai bila yang dipersepsi itu bukan manusia atau orang (Tagiuri danPetrullo, 1958). Ini berarti bahwa orang yang dipersepsi dapat memberikanpengaruh terhadap orang yang mempersepsi.
Persepsi sosial merupakan suatuproses seseorang untuk mengetahui, mempersepsikan, dan mengevaluasi orang lainyang dipersepsi, tentang sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yangada dalam diri orang yang dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenaiorang yang dipersepsi (Tagiuri dalam Lindzey dan Aronson, 1975). Namun demikianseperti telah dipaparkan di depan, karena yang dipersepsi itu manusia sepertihalnya yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat memberikan pengaruh kepadaorang yang mempersepsi. Dengan demikian dapat dikembangkan dalam mempersepsimanusia atau orang (person) adanyadua pihak yang masing-masing yang mempunyai kemampuan-kemampuan,perasaan-perasaan, harapan-harapan, pengalaman-pengalaman tertentu yang berbedasatu dengan yang lain, yang akan berpengaruh dalam orang mempersepsi manusiaatau orang tersebut.
Dari uraian tersebut di atas, adabeberapa hal yang dapat ikut berperan dan dapat pberpengaruh dalam mempersepsimanusia, yaitu (1) keadaan stimulus, dalam hal iniberujud manusia yang akandipersepsi; (2) situasi atau keadaan sosial yang melatarbelakangi stimulus; dan(3) keadaan orang yang mempersepsi. Walaupun stimulus personnya sama, tetapikalau situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person berbeda, akanberbeda hasil persepsinya (Tagiuri dan petrullo, 1958).
Pikiran, perasaan, kerangka acuan,pengalaman-pengalaman, atau dengan kata lain keadaan pribadi orang yangmempersepsi akan berpengaruh dalam seseorang mempersepsi orang lain. Haltersebut disebabkan karena persepsi merupakan aktifitas yang integrated (Moskowitz dan Orgel, 1969).Bila orang yang dipersepsi atas dasar pengalaman merupakan seorang yangmenyenangkan bagi orang yang mempersepsi, akan lain hasil persepsinya bilaorang yang dipersepsi itu memberikan pengalaman yang sebaliknya. Demikian puladengan aspek-aspek lain yang terdapat dalam diri orang yang mempersepsi.
Demikian pula situasi sosial yangmelatarbelakangi stimulus person juga akan ikut berperan dalam hal mempersepsiseseorang. Bila situasi sosial yang berlatarbelakangi berbeda, hal tersebutakan membawa perbedaan hasil pertsepsi seseorang. Orang yang bisa bersikapkeras, tetapi karena situasi sosialnya tidak memungkinkan untuk menunjukkankekerasannya, hal tersebut akan mempengaruhi dalam seseorang berperan sebagaistimulus person. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi orang yang mempersepsinya.Karena itu situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person mempunyai peranyang penting dalam persepsi, khususnya persepsi sosial.                   
Teori-teori Atribusi (Labelling)
Ada 3 teori atribusi, yaitu:
1.     Theory of Correspondent Inference (Edward Jones dan Keith Davis)
Apabila perilaku berhubungan dengansikap atau karakteristik personal, berarti dengan melihat perilakunya dapatdiketahui dengan pasti sikap atau karakteristik orang tersebut. Hubungan yangdemikian adalah hubungan yang dapat disimpulkan (correspondent inference).
Bagaimana mengetahui bahwa perilakuberhubungan dengan karakteristiknya?
a.     Denganmelihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak wajar sesuai dengankeinganan masyarakat, sulit untuk dikatakan bahwa tindakannya itu cerminan darikarakternya.
b.    Pengamatan  terhadapan perilaku yang terjadi pada situasi yang memunculkanbeberapa pilihan.
c.    Memberikan peran berbeda dengan peran yang sudah biasa dilakukan.Misalnya, seorang juru tulis diminta menjadi juru bayar. Dengan peran yang baruakan tampak keaslian perilaku yang merupakan gambaran dari karakternya.
2.     Model of Scientific Reasoner (Harold Kelley, 1967, 1971)
Harrold Kelley mengajukan konsepuntuk memahami penyebab perilaku seseorang dengan memandang pengamat sepertiilmuwan, disebut ilmuwan naïf. Untuk samapi pada suatu kesimpulan atribusiseseorang, diperlukan tiga informasi penting. Masing-masing informasi jugaharus menggambarkan tinggi-rendahnya. Tiga informasi itu, adalah:
a.     Distinctiveness
Konsep ini merujuk pada bagaimanseorang berperilaku dalam kondisi yang berbeda-beda. Distinctivness yang tinggiterjadi apabila orang yang bersangkutan mereaksi secara khusus pada suatuperistiwa. Sedangkan distinctiveness rendah apabila seseroagn merespon samaterhadap stimulus yang berbeda.
b.     Konsistensi
Hal ini menunjuk pada pentingnyawaktu sehubungan dengan suatu peristiwa. Konsistensi dikatakan tinggi apabilaseseorang merespon smaa untuk stimulus yang sama pada waktu yang berbeda.Apabila responnya tidak menentu maka seseorang dikatakan konsistensinya rendah.
c.     Konsensus
Apabila oranglain tidak bereaksisama dengan seseorang, berarti konsensusnya rendah, dan sebaliknya. Selain itukonsep tentang consensus selalu melibatkan oranglain sehubungan dengan stimulusyang sama.
           Dari ketiga informasi diatas, dapat ditentukan atribusi pada seseorang. MenurutKelley ada 3 atribusi, yaitu:
·       Atribusi Internal, dikatakan perilaku seseorang merupakan gambaran darikarakternya bila distinctivenessnya rendah, konsensusnya rendah, dankonsistensinya tinggi.
·       Atribusi Eksternal, dikatakan demikian apabila ditandai dengandistinctiveness yang tinggi, consensus tinggi, dan konsistensinya juga tinggi.
·       Atribusi Internal-Eksternal, hal ini ditandai dengan distinctivenessyang tinggi, consensus rendah, dan konsistensi tinggi.

3.      AtribusiKeberhasilan dan Kegagalan (Weiner)
Ada dua macam dimensi pokok:
a.    Keberhasilan dan kegagalan memiliki penyebab internal atau eksternal.
b.    Stabilitas penyebab, stabil atau tidak stabil.

             Kestabilan
Locus of Ctrl
Tidak stabil
(temporer)
Stabil
(permanen)
Internal
Usaha, mood, kelelahan
Bakat, kecerdasan, karakteristik fisik
Eksternal
Nasib, ketidaksengajaan, kesempatan
Tingkat kesukaran tugas
                                                                                                                         

Perkembangan Psikologi Anak Dalam Kehidupan Sosial


Perbedaan fase perkembangan status sosial di dunia anak-anak dalampersahabatan dan mendapatkan kawan bermain di lingkungan sekolah dan di luarlingkungan sekolah, berbeda dengan pengertian persahabatan yang terjadi padaorang dewasa, untuk orang dewasa persahabatan adalah suatu ikatan relasi denganorang lain, di mana kepercayaan, pengertian, pengorbanan dan saling membantusatu sama lainnya akan terjalin dalam periode yang lama, sedangkan di duniaanak-anak tidak seperti halnya yang terjadi pada orang dewasa, di duniaanak-anak persahabatan terjalin tidak untuk waktu yang lama, terkadang bilaterjadi masalah yang kecil saja, jalinan persahabatan tersebut akan terputus.
 Ada dua metode penelitian untuk mengetahui arti persahabatandan kawan bermain di dalam dunia anak-anak :
1. Dengan cara kita mengajukan beberapa pertanyaan, seperti ;
Siapa teman dekatmu ? kenapa dia ? apa yang kamu senangi dari dia?
2. Dengan cara kita bercerita tentang persahabatan, kemudian keduaorang sahabat tersebut bertengkar karena mereka tidak dapat menyelesaikanmasalahnya dengan baik.
Dari kedua metode tersebut, metode yang nomor dua kita akan banyakmendapatkan informasi, kemudian kita ajukan pertanyaan kepada anak ; Harus bagaimanakahsituasi itu diselesaikan ?
Dari banyak informasi yang diberikan anak tersebut, kita akanmendapatkan kesimpulan yang kita bagi dalam beberapa fase, seperti ;
Fase Pertama ;
- Teman untuk bermain

Teman bermain untuk usia anak antara 5 sampai 7 tahun.
Bagi mereka, teman adalah seseorang yang mempunyai mainan yangmenarik yang tempat tinggalnya dekat di sekitar mereka, dan mereka mempunyaiketertarikkan yang sama.
Kepribadian dari teman tersebut tidak menjadi masalah, yangterpenting bagi mereka adalah kegiatan dan mainan apa yang mereka miliki,persahabatan mereka akan terputus apabila salah seorang dari anak tersebuttidak mau bermain lagi dengan anak lainnya karena kejenuhan dan kebosanan,persahabatan mereka akan secepat mungkin terputus dan terbina kembali begitusaja.
Contoh percakapan yang sering kita temui pada anak-anak usia 5sampai 7 tahun, antara lain mengenai berbagi makanan, misalnya ;
“Kalau kamu memberi saya coklat, kamu temanku lagi”
Dalam usia ini mereka dengan gampangnya mengatakan tentangberteman, biasanya percakapan mereka dimulai dengan perkataan “namamu siapa ?dan namaku......” dan mereka bisa begitu saja berteman setelah salingmengetahui nama masing-masing.
Fase Kedua
- Teman untuk bersama
Teman bermain dan membangun kepercayaan, untuk usia anak antara 8sampai 10 tahun.
Dalam usia mereka ini, pengertian teman sedikit lebih luas daripada fase pertama, karena arti teman bagi mereka sudah melangkah ke perasaansaling percaya, saling membutuhkan dan saling mengunjungi.
Dalam fase ini seorang anak untuk mendapatkan teman tidaksegampang anak pada fase pertama, karena mereka harus ada kemauan berteman darikedua belah pihak.
Mereka tidak akan mau berteman lagi setelah di antara merekatimbul masalah, seperti ;
   - Salah seorang di antaramereka ada yang melanggar janji ;
   - Salah seorang di antaramereka ada yang terkena gosip ;
   - Salah seorang di antaramereka tidak mau membantu, disaat temannya tersebut
     membutuhkanpertolongan.
Percakapan yang sering kita temui pada fase kedua ini, misalnya ;
“Kenapa kamu pilih dia sebagai temanmu ?”
Dalam fase ini, seorang anak tidak mudah menjalin persahabatan,biasanya persahabatan tersebut terjadi setelah beberapa saat mereka salingmengenal baik baru mereka akan menjalinnya, kadang persahabatan mereka bisasampai usia dewasa, kadang juga terputus tergantung factor apa yang terjadiselama persahabatan mereka.
Fase Ketiga
- Persahabatan yang penuh dengan saling pengertian
Terjadi pada anak usia 11 sampai 15 tahun, bagi mereka arti teman tidakhanya sekedar untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisaberfungsi sebagai tempat berbagi pikiran, perasaan dan pengertian.
Pada fase ini persahabatan memasuki stadium yang sangat pribadi,karena pada umumnya mereka sedang mengalami masa puber dengan permasalahanpsikologis seperti ; depresi, rasa takut, problem di rumah, atau problemkeuangan yang terjadi pada mereka, biasanya mereka lebih tahu permasalahanpsikologis tersebut dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri.
Persahabatan pada fase ini bisa berubah seiring dengan berjalannyausia mereka, dari sekedar teman bermain, kemudian berkembang menjadi temanberbagi kepercayaan dan teman berbagi emosi.
Persahabatan tersebut biasanya terputus karena salah seorang darimereka pindah rumah atau
melanjutkan sekolah di kota lain.
Percakapan di antara mereka yang sering kita dengar pada fase ini,misalnya ;
“Kita butuh teman yang baik, karena kita bisa berbagi ceritera dimana orang lain tidak perlu tahu, teman yang baik akan memberi nasihat ataujalan keluar yang terbaik”
 Pentingnya Persahabatan Untuk Perkembangan Sosial Anak-Anak
- Populer atau Tidak Populer dan Apa Akibatnya
Di dalam lingkungan sekolah dasar, biasanya ada anak yang populerdan tidak populer, baik anak tersebut lebih menonjol karena kepintaranya ataupun karena hal yang lainnya.
Mereka mendapat perhatian lebih, seperti selalu diundang dan hadirdi pesta ulang tahun temannya sedangkan yang tidak populer tidak pernahdiundang.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan sosial anak populerdan tidak populer di dalam kelas, seorang guru atau kita, dapat mengajukanbeberapa pertanyaan kepada mereka,
seperti ;
   - Dengan siapa kamu maupergi tamasya ?
   - Dengan siapa kamu maududuk ?
Ternyata anak populer lebih banyak disebut dan anak tidak populerjarang atau sama sekali tidak disebut.
Untuk lebih mengetahui anak populer dan tidak populer,pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dikembangkan lagi denganpertanyaan-pertanyaan negatif dan pertanyaan-pertanyaan positif.
Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa lebih cepatmengetahui mana anak populer dan mana anak yang tidak populer dan juga kitabisa lebih cepat mengetahui serta membantu mengatasi problem si anak padastadium yang masih belum terlalu jauh.
Dengan cara tersebut, pada akhirnya kita bisa membedakanperkembangan anak-anak secara berurutan, seperti ;
1. Anak-anak yang menyandang bintang sosiometris
    Bintang sosiometris,artinya mereka paling banyak disebut sisi positifnya dari pada sisi     
negatifnya, biasanya mereka disenangi dan diakui olehteman-temannya sedikit dari mereka yang menyandang bintang sosiometris inimerasa terasingkan.
2. Anak-anak yang biasa
    Biasanya mereka tidakbegitu populer dibandingkan dengan bintang sosiometris, tetapi mereka lebihbanyak disebut sisi positifnya dan sedikit disebut sisi negatifnya.
3. Anak-anak yang terisolir
Biasanya mereka tidak disebut sisi positifnya dan juga tidakdisebut sisi negatifnya, sepertinya anak terisolir tersebut tidak terlihat olehteman-temannya.
4. Anak-anak yang terasingkan
Biasanya mereka oleh anak-anak yang lain diasingkan dan tidakdiakui sebagai teman, mereka biasanya sedikit sekali disebut sisi positifnyadan lebih banyak disebut sisi negatifnya.
Dari urutan-urutan di atas, kita sebagai orang tua harus cepattanggap dan tidak ragu untuk bertanya kepada guru di sekolah, bagaimanaperkembangan psikologi anak di lingkungan sekolah, hal tersebut dilakukan untukmembandingkan perkembangan psikologi anak di lingkungan rumah dan di lingkungansekolah, supaya kita dapat secepatnya menelusuri dan mengetahui apakah anakkita mempunyai masalah dalam dirinya yang tidak berani diungkapkan kepada kitasebagai orang tuanya dan kita bisa dengan cepat menangani serta membantumemecahkan masalah si anak tersebut, sebelum masalah anak tersebut terlanjurmerubah sifat dan karekter si anak.
 Faktor-faktor penting yang mempengaruhi dalam status sosialanak
1. Cara orang tua mendidik dan membina anak
Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskansesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anakmereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalammengembangkan hubungan sosialnya.
Lain halnya dengan anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayangsecara penuh dan mereka dididik oleh orang tuanya dengan cara kasar sertamendapatkan peristiwa yang membuat anak tersebut trauma, maka kita bisa denganjelas melihat perbedaan yang mencolok, biasanya anak tersebut sulitdikendalikan dan memiliki masalah, mereka tidak akan mudah membina hubungansosial dan sulit membina persahabatan dengan anak lainnya.
2. Urutan kelahiran
Urutan kelahiran, mempengaruhi juga dalam status sosial anak,karena biasanya anak yang paling muda lebih populer dan terbiasa dengan negoisasidari pada saudara-saudaranya.
3. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran
Biasanya anak-anak populer memiliki kecakapan dan keterampilandalam mengambil apa pun posisi peran dan posisi peran tersebut dapat berkembangmenjadi lebih baik.
Anak-anak populer biasanya memiliki intellegensi/kecerdasan yangbaik.
Dengan memiliki ciri-ciri tersebut, anak-anak populer lebih mudahmenempatkan dirinya atau beradaptasi dilingkungan yang asing.
4. Nama      
Ternyata di lingkungan anak-anak, nama dapat membawa pengaruh.
Nama yang dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal, dapat membawapengaruh negatif terhadap perkembangan sosial psikologi anak. karena anak-anakmasih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu hal, akibatnya anak tersebutmerasa rendah diri dan tersudut apabila anak-anak yang lain mencemoohkan karenanamanya dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal.
5 Daya tarik
Anak-anak yang memiliki daya tarik tersendiri, biasanya selalupopuler daripada anak yang kurang memiliki daya tarik.
Anak-anak yang berumur 3 tahun, sudah bisa membedakan manaanak-anak yang menarik dan mana anak-anak yang kurang menarik, reaksiketertarikkannya hampir sama dengan orang dewasa.
Pada anak usia 3 tahun, anak yang menarik dan anak tidak menariktidak begitu kelihatan mencolok, tetapi pada anak usia 5 tahun, hal tersebutdapat terlihat sangat jelas, anak usia 5 tahun yang tidak menarik biasanyalebih agresif dan sering tidak jujur dalam bermain, sedangkan pada anak usia 5tahun yang memiliki daya tarik, biasanya mereka sering diberi masukkan-masukkanyang positif dari sekitarnya sehingga tumbuh rasa percaya diri yang lebihtinggi, sabaliknya pada anak usia 5 tahun yang tidak menarik rasa percayadirinya berkurang karena terpengaruh masukkan-masukkan yang negatif darilingkungannya.
6. Perilaku
Tidak semua anak yang menarik menjadi populer karena masih banyakfaktor lainnya yang bisa mempengaruhi katagori populer.
Perilaku yang membuat anak populer, antara lain ; ramah tamah,mempunyai rasa simpati, tidak agresif, bisa berkerja sama, suka menolong, sukamemberikan masukkan atau komentar yang positif, dan lain-lain.
 Secara umum faktor-faktor di atas terdapat pada anak-anakyang populer, dan factor-faktor tersebut dapat menentukan status sosial anak,tetapi tidak selamanya anak  populer padanantinya dapat menentukan status sosial, sebagian anak-anak yang tumbuh darilingkungan yang selalu terjaga pendidikannya, intellegensinya, cakap danterampil, mempunyai nama yang baik serta menarik tetapi tidak popular, sebagianlagi ada juga anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang bermasalah, kurangperhatian dari orang tua, mempunyai nama yang kurang bagus, dan tidak memilikidaya tarik, tetapi bisa juga menjadi populer.
Lalu bagaimana dengan anak-anak yang kurang dihargai seperti ;Anak-anak yang terisolir dan Anak-anak yang terasingkan.
Kelompok anak-anak tersebut memiliki nilai yang rendah darianak-anak seumurnya, akan tetapi anak-anak yang terisolir lebih mudah diakuidari pada anak-anak yang terasingkan, namun lama kelamaan anak-anak yang terasingkanakan diakui juga.
Anak-anak yang terasingkan memiliki resiko adaptasi lebih besardalam usia menjelang dewasa, mereka menjadi terasingkan karena ada penyimpangandari salah satu factor status sosial anak.
Jika anak-anak ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan ataugodaan dari anak-anak lainnya, maka hal tersebut dapat membentuk perilaku danproses belajarnya akan terganggu.
Beberapa problem pada anak-anak yang terasingkan, antara lain ;
-          secara terbuka merekadiasingkan
-          sering terlibat dalamhal-hal kejadian interaksi yang negatif
-          mempunyai masalah perilaku
-          sering memperlihatkanperilaku agresif
-          mempunyai status negatifyang stabil
-          sering bermasalah disekolah
 Secara umum anak-anak yang terasingkan, berreaksi dengan duacara :
1. Menarik diri
Biasanya mereka menarik diri dari kontak dengan yang lain, merekasebetulnya ingin main dengan anak-anak lainnya, tetapi mereka diacuhkan dandiabaikan keberadaannya, malahan mereka mengejeknya seperti dengan sebutan“professor” karena anak tersebut memakai kacamata, maka dari itu mereka selalumenhindar dari anak-anak lainnya, di rumah biasanya mereka juga pendiam danselama mungkin tinggal di kamarnya dengan membaca komik atau mendengarkan musik,kepada orang tuanya mereka beralasan tidak suka main di luar.
2. Perilaku anti sosial
Biasanya mereka sulit untuk diatur, padahal anak-anak lainnyatidak suka dengan perilakunya, misalnya ;
Pada saat anak-anak yang lain bermain bola, kemudian datang anakyang terasingkan, tetapi tidak untuk ikut bermain dengan anak-anak lainnya,anak tersebut datang hanya sekedar untuk mengganggu saja dengan mengambilbolanya, dan apabila ikut bermain bola pun anak itu akan tampil dengan kasarsehingga membuat anak-anak lainnya berhenti bermain, anak yang terasing ituakan marah-marah hingga akhirnya anak-anak yang lain terpaksa mengalah danbermain bola kembali dengan aturan-aturan yang dikehendaki oleh anak yangterasing tadi.
Untuk anak-anak yang terasing ini di negara-negara yang sudahmaju, seperti di Belanda, para orang tua dari anak tersebut akan mendapatlaporan dari pengajar atau guru, kemudian mereka diberikan penyuluhan dankonsultasi dari Psikolog Anak yang ada di bawah Departemen Urusan Anak-anakBermasalah, kemudian akan dikirim ke Departemen Kesehatan untuk gangguan jiwayang tidak stabil untuk diberi pengarahan dan keterampilan sosial dalam  cara menyesuaikan diri atau cara beradaptasidi lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.
Untuk orang yang lebih dewasa, mereka diajarkan semacam therapyuntuk beradaptasi dalam lingkungan masyarakat supaya akhirnya mereka bisamandiri.