Saturday, March 24, 2012

Kebohongan dan Popularitas


Psikolog dari Universitas Massachusetts, Amerika Serikat, Robert S. Feldmanmenemukan adanya hubungan antara kebohongan dan popularitas di kalangan pelajar(anak muda). Penelitian yang dilakukan Robert S. Feldman ini dimuat dalam edisiterbaru Journal of Nonverbal Behavior.
"Kami menemukan bahwakebohongan yang dilakukan oleh pelajar sebenarnya menunjukkan bahwa pelajartersebut memiliki kemampuan kontrol sosial yang tinggi", demikian kataFeldman.
Feldman melakukan penelitianterhadap 32 orang tua pelajar tingkat menengah dan atas yang berusia antara 11hingga 16 tahun, dan memberikan kuesioner yang berisi tentang berbagaiinformasi mengenai aktivitas anak-anak mereka, hubungan sosial, serta kemampuananak-anak mereka di sekolah. Berdasarkan atas data-data itu, para pelajardikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang memiliki tingkatsosialisasi yang rendah, dan kelompok yang memiliki tingkat sosialisasi yangtinggi. Para pelajar dalam dua kelompok tersebut diminta satu persatu untukmelakukan tes terhadap rasa yang sedap pada minuman yang manis, serta minumanmasam dan minuman yang tidak sedap. Kemudian mereka diminta untuk meyakinkanpara pengawas bahwa mereka menyukai atau tidak menyukai apa yang mereka minum. Inimembuat para pelajar tersebut membuat satu pernyataan yang benar dan satupernyataan yang bohong.

Kegiatan itu direkam dalambentuk video dan diedit secara seimbang menjadi bagian-bagian tertentu. Kepada48 orang mahasiswa diperlihatkan rekaman ke-64 kegiatan tes itu untukmengevaluasi efektifitas para pelajar mengekspresikan reaksi mereka saatmencicipi minuman yang disajikan dalam tes. Hasilnya ternyata bertentangandengan tes minum yang dilakukan, umur, jenis kelamin para pelajar yang dites,dan kemampuan sosialisasi seperti yang dikatakan orang tua pra pelajar yangmenjalani tes.
"Kami ingin mendapatkanbahwa kemampuan sosialisasi yang tinggi akan membuat seseorang lebih mudahmemperdayakan orang lain, atau bahwa menjadi seorang pembohong besar akan membuatseseorang semakin terkenal", kata Feldman.
Penelitian tersebutmenunjukkan bahwa remaja adolesen lebih mampu melakukan kebohongandibandingkan dengan remaja yang lebih muda. Remaja putri juga didapati lebihbisa melakukan kebohongan dibanding remaja pria. Pada semua tingkatan usia danjenis kelamin, mereka yang memiliki kemampuan sosialisasi yang lebih tinggiternyata lebih berpotesial untuk menjadi pembohong besar. Saat berbohong,mereka lebih mampu mengendalikan ekspresi wajah, gerakan tubuh, intonasi suara,serta kontak mata. Sedangkan mereka yang kurang bagus kemampuan sosialisasinya,mengalami banyak kesulitan dalam mengontrol perilakunya saat berbohong.
"Penelitian ini menunjukkankepada kita bahwa tidak realistis jika kita selalu berharap bahwa manusia akanselalu berkata jujur. Sebenarnya kita tidak ingin menerima kenyataan ini.Anak-anak pada usia muda berpikir untuk selalu bersopan santun dan berkatamanis dalam segala situasi, meskipun sebenarnya yang mereka katakan bukanlahsuatu kejujuran yang sebenarnya. Dengan begitu, mereka dapat diterima denganbaik oleh lingkungannya, semakin mendapat tempat, dan semakin populer",demikian kata Feldman.

No comments:

Post a Comment