Saturday, March 24, 2012

Kenakalan Remaja


Ada seorang Ibu yang tinggal di Jakarta bercerita bahwa sejak maraknya kasustawuran pelajar di Jakarta, Beliau mengambil inisiatif untuk mengantar danmenjemput anaknya yang sudah SMU, sebuah kebiasaan yang belum pernah Beliaulakukan sebelumnya. Bagaimana tidak ngeri, kalau pelajar yang tidakikut-ikutan-pun ikut diserang ?
Mengapa para pelajar itubegitu sering tawuran, seakan-akan mereka sudah tidak memiliki akal sehat, dantidak bisa berpikir mana yang berguna dan mana yang tidak ? Mengapa pula pararemaja banyak yang terlibat narkoba dan seks bebas ? Apa yang salah dari semuaini ?
Seperti yang sudah diulasdalam artikel lain di situs ini, remaja adalah mereka yang berusia antara 12 -21 tahun. Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagaiberikut :
·        MasaPra-pubertas (12 - 13 tahun)
·        Masapubertas (14 - 16 tahun)
·        Masaakhir pubertas (17 - 18 tahun)
·        Danperiode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masapueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anakperempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masaini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormonseksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organreproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangatpesat jga terjadi pada fase ini.
Akibatnya, remaja-remaja ini cenderungbersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkandalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulaimenyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai"hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segalayang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengankebiasaan hidup pujaan tersebut.
Selain itu, pada masa iniremaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih beranimengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuatmungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan.Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senangbergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Merekajuga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dantidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidakberalasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dansebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompoksosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya.Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersamakeluarga berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama,mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orangtuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalahsaat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untukmengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari oranglain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagiorang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalahyang sangat-sangat berat. Orang tua tidak boleh berpikir, "Ya ampun... itukan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya ? Bodoh sekali kamu!", dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwamasalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwaorang tuanya adalah jalan keluar ang terbaik baginya. Ini akan mempermudahorang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.
Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masaremaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangatcemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkanbahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadisangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitupesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remajawanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remajapris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasabingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya sertamemberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal inigagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam halpengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbibanyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
Di samping itu, remaja mulaimengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingunganmereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya,remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut.Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja dimasa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya danmembuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.
Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yangmampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baiksebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh merekadianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat.Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria,sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remajapria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapaisepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Pada periode ini umumnyaremaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupunpsikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulaimemperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulaimenyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnyaterhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya,bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjolakan terlihat jelas pada fase ini.
Kenakalan remaja
Kenakalan remaja biasanyadilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-prosesperkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya.Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, denganperkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis,kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikandengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkalididapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidakmenyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan,seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.
Mengatasi kenakalan remaja,berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaanmereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman,maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remajatersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflikpsikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberilingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapaitu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkanmasalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punyamasalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama.Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi,memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akanperkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangikenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.

No comments:

Post a Comment