Saturday, March 24, 2012

Pengertian Persepsi


Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorangmenyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untukmenciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.
Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi adalahsuatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal inipersepsi mecakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input),pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telahdiorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.
Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan,yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan danmenafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.
Walgito (1993) mengemukakan bahwapersepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanyastimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan denganpengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapistimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukanpengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat inderadipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agarproses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat inderayang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapandalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandanganseseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apaseseorang akan bertindak.
Leavitt (dalam Rosyadi, 2001)membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit danluas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimanaseseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagaibagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sebagian besar dariindividu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu samadengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedarmelihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kitaterhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yangsudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini,akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpaibuah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahukita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaahbentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbulkonsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya,saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dankonsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalahmangga (Taniputera, 2005).
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsimerupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur danmenginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yangada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yangberarti.


Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Mar’at, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses kognitifyang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu.Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objekyang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akanmemberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponenindividu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikapdan tingkah laku individu terhadap objek yang ada.
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakansuatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
1) Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atauproses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat inderamanusia.
2) Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alatindera) melalui saraf-saraf sensoris.
3) Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterimareseptor.
4) Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaituberupa tanggapan dan perilaku.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses persepsimelalui tiga tahap, yaitu:
1) Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosialmelalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan danpengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.
2) Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi sertapengorganisasian informasi.
3) Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkunganmelalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuanindividu.
Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertaiproses persepsi, yaitu:
1) Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orangitu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.
2) Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalamarti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan keterbatasankemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi tersebut, sehinggahanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.
3) Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapatdisusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena duafaktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasaldari dlam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkanfaktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputistimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu memandang padasatu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlahfaktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi.Faktor-faktor ini dari :
1) Pelaku persepsi (perceiver)
2) Objek atau yang dipersepsikan
3) Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau gedung, persepsiterhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan orang tersebut.Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak mempunyaikeyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individuakan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku dengancara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu terhadapseseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yangdiambil mengenai keadaan internal orang itu (Robbins, 2003).
Gilmer (dalam Hapsari, 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi olehberbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptoratau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktoryang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi, maka kesan yangdiperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.
Oskamp (dalam Hamka, 2002) membagi empat karakteristik penting darifaktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:
a. Faktor-faktor ciri dari objek stimulus.
b. Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat.
c. Faktor-faktor pengaruh kelompok.
d. Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktorfungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhanindividu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian,jenis kelamin, dan hal-hallain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu,misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadapseseorang dalam mempresepsikan sesuatu.
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhioleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (perceiver),obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan.

Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen,dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport (dalam Mar'at, 1991) ada tigayaitu:
1. Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yangdimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akanterbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.
2. Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnyaevaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilaiyang dimilikinya.
3. Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungandengan obyek sikapnya.
Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996) menyatakan bahwa sikap itumengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu:
1) Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitandengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan denganbagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.
2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungandengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senangmerupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yangnegatif.
3) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponenyang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponenini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnyakecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.
Rokeach (Walgito, 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi terkandungkomponen kognitif dan juga komponen konatif, yaitu sikap merupakan predisposinguntuk merespons, untuk berperilaku. Ini berarti bahwa sikap berkaitan denganperilaku, sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau berperilaku.
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung komponenkognitif, komponen afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakankesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada suatu obyeksikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut yang salingberinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap obyek sikap.Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan lainnya.Jadi, terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponentersebut.


Daftar Pustaka

Arindita, S. 2003.Hubungan antara Persepsi Kualitas Pelayanan dan Citra Bankdengan Loyalitas Nasabah. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: FakultasPsikologi UMS.

Gerungan, W. A. 1996. Psikologi Sosial. (edisi kedua). Bandung : PT RefikaAditama.

No comments:

Post a Comment